Pare Si Kampung Inggris, Belajar Sambil Berlibur
Pare Si Kampung Inggris, Belajar Sambil Berlibur
Ayu Nur Islami
02 April 2020, 21:42 WIB
Pare, di tempat ini saya
menghabiskan liburan semester lima. Berbekal iseng, karena frustasi dengan
seabrek tugas berbahasa Arab, saya mencoba untuk sekedar refreshing
dengan mengikuti lomba karya tulis
ilmiah yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa IAIN Salatiga, bukan karena hobi saya
menulis atau meneliti, tapi sekali lagi saya hanya sekedar ingin mengalihkan
frustasi saya dari bahasa Arab ke aktivitas menulis bebas tanpa terikat kaidah
nahwu sharaf. Ya, saya seorang mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa Arab
di IAIN Salatiga. Sekarang sudah semester enam, harus tetap semangat berkutat
dengan kaidah nahwu sharaf tentunya, apalagi sekarang sudah semester tua
mendekati pemyusunan skripsi.
Oke balik lagi ke cerita lomba karya
tulis tadi, tidak disangka dari lomba
tersebut, saya berhasil masuk sebagai finalis dan akhirnya meraih juara ketiga.
Pengalaman yang mengejutkan memang, dari sekedar coba-coba justru berbuah
indah, alhamdulillah. Hadiahnya cukup fantastis, saya bersama seluruh finalis
mendapat tiket belajar di Kampung Inggris, Pare-Kediri selama sebulan.
Mungkin semua orang sudah tidak
asing lagi dengan daerah ini. Pare adalah salah satu kecamatan yang ada di
Kediri Jawa Timur. Keunikan dari daerah ini adalah terdapat sebuah perkampungan
yang di dalamnya menjadi pusat pembelajaran bahasa Inggris. Tidak terhitung
lagi, ada banyak lembaga yang menyediakan fasilitas belajar bahasa Inggris.
Mereka yang datang ke Pare pun berasal dari berbagai daerah. Bahkan teman satu
lembaga saya ada yang berasal dari Lampung hingga Pulau Timur NTT, ibarat kata
dari Sabang sampai Merauke telah terhipnotis dengan uniknya daerah ini, tempat
hilir mudik pembelajaran bahasa Inggris. Bukan tanpa keunikan jika Pare
berhasil menaruh hati pada semua penuntut ilmu ini, ada banyak hal yang mendukung
pembelajaran selama berada di Pare. Kali ini saya akan berbagi cerita keunikan
PareKampung Inggris menurut versi saya.
Pare unik dengan budaya
bersepedanya. Hampir semua dari kami yang bermukim di sana menyewa sepeda untuk
transportasi sehari-hari. Untuk sewa
sehari sangat murah hanya lima ribu rupiah, untuk sebulan hanya sekitar delapan
puluh ribu hingga seratus ribu, murah bukan? Untuk makanan di Pare juga sangat
mendukung anak-anak rantau seperti saya, hanya dengan enam ribu rupiah, saya
sudah kenyang dengan nasi pecel khas Kediri-Jawa Timur, kalau mau ayam geprek
juga harganya cukup terjangkau yaitu delapan ribu rupiah.
Satu hal yang paling aku kagumi dari
Pare yaitu, hampir semua orang berbahasa Inggris. Mereka yang ke Pare
benar-benar memiliki tekad untuk belajar mendalami bahasa Inggris, bahkan saya
harus malu, ketika di jalan-jalan perkampungan bertemu dengan anak-anak SD yang
sudah mahir berbicara Inggris, sementara saya apa? Saya hanya sekedar mengisi
liburan dan mengambil paket belajar “terpaksa” itu. Awalnya memang terpaksa,
tetapi lama-kelamaan saya sangat kagum dengan mereka yang bahasa Inggrisnya
ceplas-ceplos, lancar dan tanpa segan meski di jalan sambil mempraktekan daily
expression-nya. Satu hal yang saya dapatkan bahwa keterampilan berbicara bahasa Asing adalah percaya diri
dan jangan takut salah, karena inti dari komunikasi adalah paham. Bahkan saya
ingat sekali dengan nasehat mentor saya, “Let’s speak English, I connect you
connect, ya kita konek kan jadinya.” Terdengar lucu memang, tapi itu sangat
memotivasi saya.
Yang terakhir, pengalaman tak
terlupakan adalah rasa kekeluargaan yang terjalin antara satu member dengan
lainnya sangat erat, walau hanya satu bulan saya di sana, rasanya sudah seperti
keluarga sendiri. Believe or not, semua orang akan berkata Pare itu “jahat”,
ya jahat karena kalau sudah di sana kita tidak akan mau pulang. Pare salah satu tempat yang cocok untuk mengisi
liburan teman-teman. Semoga cerita saya bermanfaat bagi teman-teman yang sedang
mencari tempat liburan yang mengasyikkan dan bisa memanen ilmu. Pare is good
place for learn English.
Komentar
Posting Komentar