Makalah Bimbingan Konseling
Pendekatan, Metode dan Teknik Bimbingan Konseling
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Ahmad Nafi M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok VI
Navitka
Candra Tamara (23020170013)
Ayu
Nur Islami (23020170047)
Nur
Imamah Farikhah (23020180018)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala,
karena dengan rahmat,
karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling tentang “Pendekatan, Metode dan
Teknik Bimbingan Konseling” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang pendekatan, metode dan teknik-teknik
yang digunakan dalam dunia bimbingan dan konseling. Makalah ini disusun secara
padat dan rinci agar mudah dipahami. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini, terlebih kepada dosen
pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling, bapak Ahmad Nafi, M.Pd.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat banyak
kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Salatiga, 17 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul………………...……………………………………i
Kata
Pengantar……………………………………………………….ii
Daftar
Isi……………………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar
Belakang…………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah………………………………………………..1
C. Tujuan
Penulisan…………………………………………………1
Bab II Pembahasan
A. Pendekatan dalam
Bimbingan dan Konesling…………………...2
B. Metode-metode dalam
Bimbingan Konseling….……….……….4
C. Teknik-teknik dalam
Bimbingan Konseling…………………......6
Bab III Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………………...11
B. Saran……………………………………………………….……11
Daftar
Pustaka………………………………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling adalah salah
satu layanan pemberian bantuan kepada seseorang yang sedang memiliki masalah,
layanan ini berupa bimbingan dan arahan yang diberikan oleh orang yang dianggap
dapat memecahkan masalah dan tentunya ia ahli dalam bidang tersebut. Untuk
dapat menjalin hubungan interaksi yang komunikatif, maka dibutuhkan pendekatan,
metode, maupun teknik tertentu terlebih jika orang yang akan mengeluhkan
permasalahannya (klien) itu adalah seorang yang cenderung pendiam dan sulit
untuk mengungkapkan masalahnya (introvert). Maka wajib bagi seorang
ahli/konselor untuk mengetahui dan memiliki metode dan teknik yang digunakan
dalam forum wawancaranya dengan klien.
Dengan adanya pendekatan, metode, dan
teknik bimbingan konseling, dapat menjadikan proses bimbingan konseling
berjalan dengan lebih mudah dan lebih cepat dalam menangani masalah.
B.
Rumusan Masalah
Adapun latar belakang yang akan dibahas dalam
makalah ini, antara lain:
1.
Apa
saja pendekatan-pendekatan yang ada dalam bimbingan dan konseling?
2.
Apa
saja metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan konseling?
3.
Apa
saja teknik-teknik yang dilakukan oleh konselor untuk menghadapi kliennya dalam
proses wawancara konseling?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini sesuai
dengan latar belakang di atas, antara lain:
1. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan
yang ada dalam bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan
konseling.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik
yang dapat dilakukan oleh konselor untuk menghadapi kliennya dalam proses
wawancara konseling.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan dalam Bimbingan Konseling
Pendekatan terdiri dari kata dasar ‘dekat’ yang berarti hal, usaha atau perbuatan
mendekati atau mendekatkan. Jadi pendekatan bimbingan dan konseling adalah suatu usaha yang dilakukan
oleh konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan
masalahnya. Secara umum pendekatan dikelompokkan menjadi dua macam
yaitu:
1. Pendekatan non ilmiah (non scientific approach) : pendekatan ini tidak didasarkan atas
hal-hal yang obyektif, nyata, dan tidak dapat diuji oleh pihak lain.
2. Pendekatan ilmiah (scientific approach) : pendekatan ini berdasar atas hasil
wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes, dan sebagainya. Jadi, pendekatan ini berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak
spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah.[1]
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam pendekatan dalam bimbingan
dan konseling secara rinci.
1.
Pendekatan dalam Ranah Bimbingan
Dilihat dari ranah bimbingan, pendekatan dapat dibagi menjadi empat
pendekatan yaitu:
a.
Pendekatan
krisis, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
krisis atau masalah. Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu klien yang
datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang
dirasakan klien.
b.
Pendekatan
remedial, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami
kesulitan. Dalam pendekatan ini, konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan
individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
c.
Pendekatan
preventif, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi
masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi
masalah tersebut pada individu. Konselor berupaya untuk mengajarkan pengetahuan
dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
d.
Pendekatan
perkembangan, yaitu praktik bimbingan yang menitikberatkan pada pencegahan dan
pengembangan potensi yang dilakukan dalam rentang yang cukup panjang. Teknik
yang digunakan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran,
tutorial, dan konseling (Muro and Kottman, 1995:5).[2]
2.
Pendekatan dalam Ranah Konseling
Dalam
ranah konseling, pendekatan dapat dibagi menjadi enam, yaitu:
a.
Psikoanalisis,
meliputi dua macam pendekatan:
1)
Pendekatan
Psikoanalisis (Psychoanalysis Therapy) : konseling psikoanalisis memberikan
perhatian terhadap kemampuan konselor untuk menggunakan apa yang terjadi, dalam
hubungan antara konseli dan konselor yang bersifat segera dan terbuka dalam
rangka mengeksplorasi tipe perasaan dan dilema hubungan yang mengakibatkan
kesulitan bagi konseli dalam kehidupannya sehari-hari.[3]
2)
Pendekatan
Analisis Transaksional (Transactional Analysis Therapy): digunakan untuk
mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik
yang merupakan gambaran kepribadian seseorang. Pendekatan ini melibatkan
kontrak yang dikembangkan oleh konseli yang dengan jelas menyebutkan tujuan dan
arah dari proses terapi dan juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal
yang dilakukan oleh konseli dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat
keputusan baru.[4]
b.
Kognitif
Behavioral, meliputi tiga macam pendekatan:
1)
Pendekatan
Behavioral (Behavioral Therapy) : didasari oleh hasil eksperimen
yang melakukan investigasi tentang prinsip-prinsip tingkah laku manusia.
Pendekatan ini berpandangan bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari. Proses
belajar tingkah laku adalah melalui kematangan dan belajar. Selanjutnya tingkah
laku lama diganti dengan tingkah laku baru. Manusia dipandang memiliki potensi
untuk berprilaku baik atau buruk, tepat atau salah.[5]
2)
Pendekatan
Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) : adalah pendekatan behavior
kogntif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku, dan
pikiran. Tujuan dari pendekatan ini adalah membantu individu menyadari bahwa
mereka dapat hidup dengan lebih rasional produktif serta mengajarkan individu
untuk mengoreksi kesalahan berpikir dan mereduksi emosi yang tidak diharapkan.[6]
3)
Pendekatan
Realitas (Reality Therapy) : pendekatan realitas melihat konseling
sebagai proses rasional yang menekankan pada perilaku sekarang dan saat ini.
Ciri yang sangat khas dari pendekatan ini adalah tidak terpaku pada
kejadian-kejadian masa lalu, tetapi lebih mendorong konseli untuk menghadapi
realitas (kenyataan) serta menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih
bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan tersebut.[7]
c.
Humanistik,
meliputi dua macam pendekatan:
1)
Pendekatan
Berpusat Pada Manusia (Person-Centered Therapy) : pendekatan ini dikembangkan
atas dasar pertimbangan perlunya mendudukkan individu dalam konseling sebagai
personal dengan kapasitas positifnya. Pendekatan ini memiliki keyakinan bahwa
individu pada dasarnya baik.[8]
2)
Pendekatan
Gestalt (Gestal Therapy) : adalah terapi humanistik eksistensial yang
berlandaskan premis, bahwa individu harus menemukan caranya sendiri dalam hidup
dan menerima tanggung jawab pribadi jika individu ingin mencapai kedewasaan.
Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu tidak ada kecuali
yang ada pada masa sekarang (the now), karena masa lalu telah berlalu
dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting.[9]
B.
Metode-Metode dalam Bimbingan Konseling
1.
Pengertian Metode Bimbingan Konseling
Kata metode berasal dari kata ‘meta’ yang berarti melalui dan ‘hodos’ yang berarti jalan, jadi metode secara
harfiah, adalah ‘jalan yang harus dilalui’ untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sesungguhnya dari metode adalah
segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik
sarana berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan pergedungan di mana proses kegiatan bimbingan dan konseling berlangsung. Bahkan
pelaksana metode seperti pembimbing sendiri termasuk metode dan sarana
non-fisik seperti kurikulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan pelaksana
metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan melalui wawancara,
angket, tes psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya.[10] Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan konseling adalah
jalan atau cara-cara yang digunakan dalam proses bimbingan konseling yang
memudahkan proses bimbingan dan konseling untuk dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.
2.
Macam-macam Metode Bimbingan Konseling
a.
Metode Langsung
(Metode Komunikasi Langsung)
Metode di mana pembimbing
melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya.
Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:
1)
Metode Individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan
komunikasi langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini
dapat dilakukan dengan mengggunakan teknik:
a)
Percakapan pribadi, yakni pembimbing
melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing;
b)
Kunjungan ke rumah (home visit),
yakni pembimbing mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah
klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya;
c)
Kunjungan dan observasi kerja, yakni
pembimbing/konseling jabatan, melakukan percakapan individual sekaligus
mengamati kerja klien dan lingkungannya.
2) Metode Kelompok
Metode kelompok
adalah pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal
ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
a) Diskusi kelompok,
yaitu pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi bersama
kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama;
b) Karyawisata, yakni
bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mengggunakan ajang
karya wisata sebagai forumnya;
c) Sosiodrama/psikodrama,
yakni bimbingan/konseling yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk
memecahkan/mencegah timbulnya masalah (psikologis);
d) Group teaching,
yakni pemberian bimbingan/konseling dengan memberikan materi
bimbingan/konseling tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan.
b. Metode
Tidak Langsung (Metode Komunikasi Tidak Langsung)
Metode tidak
langsung adalah metode bimbingan/konseling yang dilakukan melalui media
komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok,
bahkan massal. Metode ini digunakan dalam melaksanakan bimbingan atau
konseling, tergantung pada:
1) Masalah/problem yang
sedang dihadapi/digarap;
2) Tujuan penggarapan
masalah;
3) Keadaan yang
dibimbing/klien;
4) Kemampuan
pembimbing/konselor mempergunakan metode/teknik;
5) Sarana dan prasarana
yang tersedia;
6) Kondisi dan situasi lingkungan
sekitar;
7) Organisasi dan
administrasi layanan bimbingan & konseling;
8) Biaya yang tersedia.[11]
C.
Teknik-Teknik dalam Bimbingan Konseling
Teknik konseling adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh
seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang
potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangan
kondisi-kondisi lingkungannya yakni nilai-nilai sosial, budaya, dan agama.
Berikut ini beberapa teknik dalam konseling:
1.
Teknik
Rapport : suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama.
Melalui teknik ini akan tercipta hubungan akrab antara konselor dan klien yang
ditandai dengan saling mempercayai.
2.
Perilaku
Attending : upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam
bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending
berkenaan dengan teknik penerimaan konselor terhadap klien. Misalnya, ekspresi
wajah ceria bisa menggambarkan penerimaan konselor atas kliennya, sebaliknya
ekspresi wajah cemberut bisa meggambarkan penolakan atau ketidaksetujuan
konselor atas kliennya.
3.
Teknik
Structuring : proses penepatan batasan oleh konselor tentang hakikat,
batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada
khususnya. Misalnya, berapa lama konseling akan dilakukan, atau kapan waktu
klien bisa mengikuti konseling.
4.
Empati
: kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan
berpikir bersama klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena
tanpa attending tidak akan ada empati.
5.
Refleksi
Perasaan : usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar
dan sikap yang diperlukan terhadap klien. Refleksi perasaan bisa berwujud
positif (setuju dengan klien), negatif (tidak setuju dengan klien), dan ambivalen
(membiarkan saja/tidak setuju dan tidak menolak atas apa yang dinyatakan
klien).
6.
Teknik
Eksplorasi : keterampilan konselor untuk menggali pengalaman, perasaan, dan pikiran
klien. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut,
tertekan, dan terancam.
7.
Teknik
Paraphrasing (Menangkap Pesan Utama) : kemampuan konselor untuk menangkap
maksud pernyataan yang disampaikan klien, sehingga apa yang diungkapkan klien
dapat terarah dan mudah dipahami walaupun disampaikan dengan ungkapan yang
berbelit-belit.
8.
Teknik
Bertanya : kemampuan konselor untuk melontarkan pertanyaan kepada klien, dapat
berupa pertanyaan tertutup yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak atupun
pertanyaan terbuka untuk mengetahui
lebih rincinya.
9.
Dorongan
Minimal (Minimal Encouragement) : teknik ini memungkinkan klien untuk
terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.
10.
Interpretasi
: usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalaman klien
berdasarkan atas teori-teori tertentu.
11.
Teknik
Mengarahkan (Directing) : konselor mengarahkan klien untuk memerankan
sesuatu atau menghayalkan sesuatu.
12.
Teknik
Menyimpulkan Sementara (Summarizing) : konselor bersama klien
menyimpulkan pembicaraan secara bertahap pada setiap periode waktu tertentu.
13.
Teknik-Teknik
Memimpin : konselor memimpin arah pembicaraan agar pembicaraannya terfokus pada
masalah sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien.
14.
Teknik
Fokus : dalam wawancara konseling selalu ada fokus yang membantu klien untuk
menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah ‘A’.
15.
Teknik
Konfrontasi : adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya
inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan. Teknik ini
bertujuan mendorong klien untuk mengadakan penelitian diri secara jujur.
16.
Menjernihkan
(Clarifying) : teknik ini dilakukan oleh konselor untuk mengklarifikasi
ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan.
17.
Memudahkan
(Facilitating) : adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien mudah
berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya
secara bebas.
18.
Diam
Sebagai Suatu Teknik : diam bukan berarti tidak ada komunikasi, saat diam yang
ideal dalam konseling adalah antara 5-10 detik atau meyesuaikan kondisi. Tujuan
teknik ini antara lain menanti klien yang sedang berpikir, sebagai protes
apabila klien berbicara berbelit-belit, dan menunjang perilaku attending dan empati sehingga klien bebas berbicara.
19.
Mengambil
Inisiatif : konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif
dalam menuntaskan diskusi.
20.
Memberi
Nasehat : dalam konseling, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien
memintanya, agar tujuan konseling tetap tercapai yaitu kemandirian klien.
21.
Pemberian
Informasi : apabila konselor tidak mengetahui suatu informasi sedangkan klien
memintanya maka konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahuinya,
begitu juga sebaliknya.
22.
Merencanakan
: menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk dapat
membuat rencana suatu program untuk melakukan tindakan sesuatu guna memecahkan
masalah yang dihadapinya.
23.
Menyimpulkan
: pada akhir sesi konseling, bersama klien konselor membuat suatu kesimpulan.
24.
Teknik
Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling) : mengakhiri sesi konseling merupakan suatu
teknik dalam konseling. Untuk mengakhiri konseling, konselor dapat melakukannya
dengan cara megatakan bahwa waktu sudah habis, merangkum isi pembicaraan, menunjukkan
pada pertemuan yang akan datang, mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak
tangan, menunjukkan catatan-catatan hasil pembicaraan konseling dan memberikan
tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila
diperlukan. [12]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara umum pendekatan dalam bimbingan konseling ada dua macam, yaitu
pendekatan non-ilmiah dan pendekatan ilmiah. Secara lebih rinci lagi
masing-masing dari proses bimbingan dan konseling memiliki beberapa macam
pendekatan. Dalam ranah bimbingan, pendekatan dapat dilakukan melalui
pendekatan krisis, remedial, preventif dan perkembangan. Sedangkan dalam ranah
konseling pendekatan meliputi: pendekatan psikoanalisis, kognitif behavioral,
dan humanistik.
Metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan konseling
antara lain: metode langsung yang meliputi metode individual melalui cara
percakapan pribadi, kunjungan ke rumah, serta kunjungan dan observasi kerja;
dan metode kelompok yang diterapkan dengan cara diskusi kelompok, karyawisata,
sosiodrama/psikodrama, dan group
teaching. Selain metode langsung juga ada metode tidak langsung, yaitu
bimbingan konseling dilakukan melalui perantara media massa yang bisa didapat
oleh semua orang.
Teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam bimbingan konseling
banyak sekali, di antaranya: teknik rapport, attending, structuring, empati,
dan msih banyak lagi.
Adanya pendekatan, metode dan teknik akan memudahkan proses bimbingan
dan konseling, terutama bagi konselor. Konselor akan menjadi tahu bagaimana
cara melakukan wawancara dan proses bimbingan konseling kepada klien, sehingga
masalah klien dapat segera ditangani.
B.
Saran
Diharapkan
dengan adanya makalah ini, kita lebih mengetahui tentang berbagai macam
pendekatan, metode serta teknik dalam bimbingan dan konseling, sehingga sebagai
calon guru yang nantinya akan menghadapi banyak karakteristik peserta didik
dapat menerapkannya dalam hal pemberian bimbingan. Apabila dalam makalah ini
terdapat kekurangan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atikah. Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami Untuk Membantu
Permasalahan Pada Anak-Anak.
Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam; Vol. 6, No. 1, Juni 2015.
Djumhur. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu), diakses di https://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html
pukul 10:49
Gantina Komalasari & Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: Indeks)diakseshttp://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html
pukul 10:13
________________________________.
2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.
Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan
Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Tohirin.
2007. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo.
[1] Djumhur. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu), hlm. 104, diakses di https://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html pukul 10:49
[2] Syamsu Yusuf
& A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hlm. 81-82
[3]
Gantina Komala Sari dkk.
2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks. hlm. 57-61
[9] Ibid, hlm.
285-294
[10] Gantina Komalasari & Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta:
Indeks,), hlm. 55,
diakseshttp://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html
pukul 10:13
[11]
Atikah. Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami Untuk Membantu
Permasalahan Pada Anak-Anak.
Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam; Vol. 6, No. 1, Juni 2015, hlm. 147-148
[12] Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan
Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo. hlm. 310-326
Komentar
Posting Komentar