Makalah Bimbingan Konseling


Pendekatan, Metode dan Teknik Bimbingan Konseling
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling
Dosen Pengampu: Ahmad Nafi M.Pd.


Disusun oleh:
Kelompok VI

                                               Navitka Candra Tamara (23020170013)
                                               Ayu Nur Islami              (23020170047)
                                               Nur Imamah Farikhah    (23020180018)
                         




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan rahmat, karunia, taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Bimbingan Konseling tentang “Pendekatan, Metode dan Teknik Bimbingan Konseling” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang pendekatan, metode dan teknik-teknik yang digunakan dalam dunia bimbingan dan konseling. Makalah ini disusun secara padat dan rinci agar mudah dipahami. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penyusunan makalah ini, terlebih kepada dosen pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling, bapak Ahmad Nafi, M.Pd.
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya masih terdapat banyak kekurangan, maka dari itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.


Salatiga, 17 Maret 2019


                                                                                                                            Penyusun








DAFTAR ISI
Halaman Sampul………………...……………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………..iii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang…………………………………………………...1
B.     Rumusan Masalah………………………………………………..1
C.     Tujuan Penulisan…………………………………………………1
Bab II Pembahasan
A.    Pendekatan dalam Bimbingan dan Konesling…………………...2
B.     Metode-metode dalam Bimbingan Konseling….……….……….4
C.     Teknik-teknik dalam Bimbingan Konseling…………………......6
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan……………………………………………………...11
B.     Saran……………………………………………………….……11
Daftar Pustaka………………………………………………………12

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling adalah salah satu layanan pemberian bantuan kepada seseorang yang sedang memiliki masalah, layanan ini berupa bimbingan dan arahan yang diberikan oleh orang yang dianggap dapat memecahkan masalah dan tentunya ia ahli dalam bidang tersebut. Untuk dapat menjalin hubungan interaksi yang komunikatif, maka dibutuhkan pendekatan, metode, maupun teknik tertentu terlebih jika orang yang akan mengeluhkan permasalahannya (klien) itu adalah seorang yang cenderung pendiam dan sulit untuk mengungkapkan masalahnya (introvert). Maka wajib bagi seorang ahli/konselor untuk mengetahui dan memiliki metode dan teknik yang digunakan dalam forum wawancaranya dengan klien.
Dengan adanya pendekatan, metode, dan teknik bimbingan konseling, dapat menjadikan proses bimbingan konseling berjalan dengan lebih mudah dan lebih cepat dalam menangani masalah.
B.       Rumusan Masalah
    Adapun latar belakang yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1.    Apa saja pendekatan-pendekatan yang ada dalam bimbingan dan konseling?
2.    Apa saja metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan konseling?
3.    Apa saja teknik-teknik yang dilakukan oleh konselor untuk menghadapi kliennya dalam proses wawancara konseling?
C.      Tujuan Penulisan
    Adapun tujuan penulisan makalah ini sesuai dengan latar belakang di atas, antara lain:
1.    Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan yang ada dalam bimbingan dan konseling.
2.    Untuk mengetahui metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan konseling.
3.    Untuk mengetahui teknik-teknik yang dapat dilakukan oleh konselor untuk menghadapi kliennya dalam proses wawancara konseling.


BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pendekatan dalam Bimbingan Konseling
Pendekatan terdiri dari kata dasar dekat yang berarti hal, usaha atau perbuatan mendekati atau mendekatkan. Jadi pendekatan bimbingan dan konseling adalah suatu usaha yang dilakukan oleh konselor untuk mendekati kliennya sehingga klien mau menceritakan masalahnya. Secara umum pendekatan dikelompokkan menjadi dua macam yaitu:
1.    Pendekatan non ilmiah (non scientific approach) : pendekatan ini tidak didasarkan atas hal-hal yang obyektif, nyata, dan tidak dapat diuji oleh pihak lain.
2.    Pendekatan ilmiah (scientific approach) : pendekatan ini berdasar atas hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes, dan sebagainya. Jadi, pendekatan ini berdasarkan atas hal-hal yang objektif, tidak spekulatif, orang lain dapat mengeceknya. Sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.[1]
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam pendekatan dalam bimbingan dan konseling secara rinci.
1.    Pendekatan dalam Ranah Bimbingan
Dilihat dari ranah bimbingan, pendekatan dapat dibagi menjadi empat pendekatan yaitu:
a.    Pendekatan krisis, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu klien yang datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan klien.
b.    Pendekatan remedial, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Dalam pendekatan ini, konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya.
c.    Pendekatan preventif, yaitu upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu. Konselor berupaya untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
d.   Pendekatan perkembangan, yaitu praktik bimbingan yang menitikberatkan pada pencegahan dan pengembangan potensi yang dilakukan dalam rentang yang cukup panjang. Teknik yang digunakan adalah pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling (Muro and Kottman, 1995:5).[2]
2.    Pendekatan dalam Ranah Konseling
Dalam ranah konseling, pendekatan dapat dibagi menjadi enam, yaitu:
a.    Psikoanalisis, meliputi dua macam pendekatan:
1)   Pendekatan Psikoanalisis (Psychoanalysis Therapy) : konseling psikoanalisis memberikan perhatian terhadap kemampuan konselor untuk menggunakan apa yang terjadi, dalam hubungan antara konseli dan konselor yang bersifat segera dan terbuka dalam rangka mengeksplorasi tipe perasaan dan dilema hubungan yang mengakibatkan kesulitan bagi konseli dalam kehidupannya sehari-hari.[3]
2)   Pendekatan Analisis Transaksional (Transactional Analysis Therapy): digunakan untuk mempelajari interaksi antar individu dan pengaruh yang bersifat timbal balik yang merupakan gambaran kepribadian seseorang. Pendekatan ini melibatkan kontrak yang dikembangkan oleh konseli yang dengan jelas menyebutkan tujuan dan arah dari proses terapi dan juga memfokuskan pada pengambilan keputusan di awal yang dilakukan oleh konseli dan menekankan pada kapasitas konseli untuk membuat keputusan baru.[4]
b.    Kognitif Behavioral, meliputi tiga macam pendekatan:
1)   Pendekatan Behavioral (Behavioral Therapy) : didasari oleh hasil eksperimen yang melakukan investigasi tentang prinsip-prinsip tingkah laku manusia. Pendekatan ini berpandangan bahwa setiap tingkah laku dapat dipelajari. Proses belajar tingkah laku adalah melalui kematangan dan belajar. Selanjutnya tingkah laku lama diganti dengan tingkah laku baru. Manusia dipandang memiliki potensi untuk berprilaku baik atau buruk, tepat atau salah.[5]
2)   Pendekatan Rational-Emotive Behavior Therapy (REBT) : adalah pendekatan behavior kogntif yang menekankan pada keterkaitan antara perasaan, tingkah laku, dan pikiran. Tujuan dari pendekatan ini adalah membantu individu menyadari bahwa mereka dapat hidup dengan lebih rasional produktif serta mengajarkan individu untuk mengoreksi kesalahan berpikir dan mereduksi emosi yang tidak diharapkan.[6]
3)   Pendekatan Realitas (Reality Therapy) : pendekatan realitas melihat konseling sebagai proses rasional yang menekankan pada perilaku sekarang dan saat ini. Ciri yang sangat khas dari pendekatan ini adalah tidak terpaku pada kejadian-kejadian masa lalu, tetapi lebih mendorong konseli untuk menghadapi realitas (kenyataan) serta menekankan pada pengubahan tingkah laku yang lebih bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan tersebut.[7]
c.    Humanistik, meliputi dua macam pendekatan:
1)   Pendekatan Berpusat Pada Manusia (Person-Centered Therapy) : pendekatan ini dikembangkan atas dasar pertimbangan perlunya mendudukkan individu dalam konseling sebagai personal dengan kapasitas positifnya. Pendekatan ini memiliki keyakinan bahwa individu pada dasarnya baik.[8]
2)   Pendekatan Gestalt (Gestal Therapy) : adalah terapi humanistik eksistensial yang berlandaskan premis, bahwa individu harus menemukan caranya sendiri dalam hidup dan menerima tanggung jawab pribadi jika individu ingin mencapai kedewasaan. Pendekatan ini mengutamakan masa sekarang, segala sesuatu tidak ada kecuali yang ada pada masa sekarang (the now), karena masa lalu telah berlalu dan masa depan belum sampai, hanya masa sekarang yang penting.[9]
B.       Metode-Metode dalam Bimbingan Konseling
1.      Pengertian Metode Bimbingan Konseling
Kata metode berasal dari kata meta yang berarti melalui dan hodosyang berarti jalan, jadi metode secara harfiah, adalah jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sesungguhnya dari metode adalah segala sarana yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, baik sarana berupa fisik seperti alat peraga, administrasi, dan pergedungan di mana proses kegiatan bimbingan dan konseling berlangsung. Bahkan pelaksana metode seperti pembimbing sendiri termasuk metode dan sarana non-fisik seperti kurikulum, contoh, teladan, sikap dan pandangan pelaksana metode, lingkungan yang menunjang suksesnya bimbingan melalui wawancara, angket, tes psikologis, sosiometri, dan lain sebagainya.[10] Jadi dapat disimpulkan bahwa metode bimbingan konseling adalah jalan atau cara-cara yang digunakan dalam proses bimbingan konseling yang memudahkan proses bimbingan dan konseling untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
2.      Macam-macam Metode Bimbingan Konseling
a.    Metode Langsung (Metode Komunikasi Langsung)
Metode di mana pembimbing melakukan komunikasi langsung (bertatap muka) dengan orang yang dibimbingnya. Metode ini dapat dirinci lagi menjadi:
1)   Metode Individual
Pembimbing dalam hal ini melakukan komunikasi langsung secara individual dengan pihak yang dibimbingnya. Hal ini dapat dilakukan dengan mengggunakan teknik:
a)   Percakapan pribadi, yakni pembimbing melakukan dialog langsung tatap muka dengan pihak yang dibimbing;
b)   Kunjungan ke rumah (home visit), yakni pembimbing mengadakan dialog dengan kliennya tetapi dilaksanakan di rumah klien sekaligus untuk mengamati keadaan rumah klien dan lingkungannya;
c)   Kunjungan dan observasi kerja, yakni pembimbing/konseling jabatan, melakukan percakapan individual sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya.
2)   Metode Kelompok
Metode kelompok adalah pembimbing melakukan komunikasi langsung dengan klien dalam kelompok. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik-teknik:
a)   Diskusi kelompok, yaitu pembimbing melaksanakan bimbingan dengan cara mengadakan diskusi bersama kelompok klien yang mempunyai masalah yang sama;
b)   Karyawisata, yakni bimbingan kelompok yang dilakukan secara langsung dengan mengggunakan ajang karya wisata sebagai forumnya;
c)   Sosiodrama/psikodrama, yakni bimbingan/konseling yang dilakukan dengan cara bermain peran untuk memecahkan/mencegah timbulnya masalah (psikologis);
d)  Group teaching, yakni pemberian bimbingan/konseling dengan memberikan materi bimbingan/konseling tertentu (ceramah) kepada kelompok yang telah disiapkan.
b.   Metode Tidak Langsung (Metode Komunikasi Tidak Langsung)
Metode tidak langsung adalah metode bimbingan/konseling yang dilakukan melalui media komunikasi masa. Hal ini dapat dilakukan secara individual maupun kelompok, bahkan massal. Metode ini digunakan dalam melaksanakan bimbingan atau konseling, tergantung pada:
1)   Masalah/problem yang sedang dihadapi/digarap;
2)   Tujuan penggarapan masalah;
3)   Keadaan yang dibimbing/klien;
4)   Kemampuan pembimbing/konselor mempergunakan metode/teknik;
5)   Sarana dan prasarana yang tersedia;
6)   Kondisi dan situasi lingkungan sekitar;
7)   Organisasi dan administrasi layanan bimbingan & konseling;
8)   Biaya yang tersedia.[11]

C.      Teknik-Teknik dalam Bimbingan Konseling
Teknik konseling adalah cara-cara tertentu yang digunakan oleh seorang konselor dalam proses konseling untuk membantu klien agar berkembang potensinya serta mampu mengatasi masalah yang dihadapi dengan mempertimbangan kondisi-kondisi lingkungannya yakni nilai-nilai sosial, budaya, dan agama. Berikut ini beberapa teknik dalam konseling:
1.         Teknik Rapport : suatu kondisi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Melalui teknik ini akan tercipta hubungan akrab antara konselor dan klien yang ditandai dengan saling mempercayai.
2.         Perilaku Attending : upaya konselor menghampiri klien yang diwujudkan dalam bentuk perilaku seperti kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Perilaku attending berkenaan dengan teknik penerimaan konselor terhadap klien. Misalnya, ekspresi wajah ceria bisa menggambarkan penerimaan konselor atas kliennya, sebaliknya ekspresi wajah cemberut bisa meggambarkan penolakan atau ketidaksetujuan konselor atas kliennya.
3.         Teknik Structuring : proses penepatan batasan oleh konselor tentang hakikat, batas-batas dan tujuan proses konseling pada umumnya dan hubungan tertentu pada khususnya. Misalnya, berapa lama konseling akan dilakukan, atau kapan waktu klien bisa mengikuti konseling.
4.         Empati : kemampuan konselor untuk merasakan apa yang dirasakan oleh klien, merasa dan berpikir bersama klien. Empati dilakukan bersamaan dengan attending, karena tanpa attending tidak akan ada empati.
5.         Refleksi Perasaan : usaha konselor untuk menyatakan dalam bentuk kata-kata yang segar dan sikap yang diperlukan terhadap klien. Refleksi perasaan bisa berwujud positif (setuju dengan klien), negatif (tidak setuju dengan klien), dan ambivalen (membiarkan saja/tidak setuju dan tidak menolak atas apa yang dinyatakan klien).
6.         Teknik Eksplorasi : keterampilan konselor untuk menggali pengalaman, perasaan, dan pikiran klien. Eksplorasi memungkinkan klien untuk bebas berbicara tanpa rasa takut, tertekan, dan terancam.
7.         Teknik Paraphrasing (Menangkap Pesan Utama) : kemampuan konselor untuk menangkap maksud pernyataan yang disampaikan klien, sehingga apa yang diungkapkan klien dapat terarah dan mudah dipahami walaupun disampaikan dengan ungkapan yang berbelit-belit.
8.         Teknik Bertanya : kemampuan konselor untuk melontarkan pertanyaan kepada klien, dapat berupa pertanyaan tertutup yang hanya membutuhkan jawaban ya atau tidak atupun pertanyaan terbuka untuk  mengetahui lebih rincinya.
9.         Dorongan Minimal (Minimal Encouragement) : teknik ini memungkinkan klien untuk terus berbicara dan dapat mengarahkan agar pembicaraan mencapai tujuan.
10.     Interpretasi : usaha konselor mengulas pikiran, perasaan, dan perilaku atau pengalaman klien berdasarkan atas teori-teori tertentu.
11.     Teknik Mengarahkan (Directing) : konselor mengarahkan klien untuk memerankan sesuatu atau menghayalkan sesuatu.
12.     Teknik Menyimpulkan Sementara (Summarizing) : konselor bersama klien menyimpulkan pembicaraan secara bertahap pada setiap periode waktu tertentu.
13.     Teknik-Teknik Memimpin : konselor memimpin arah pembicaraan agar pembicaraannya terfokus pada masalah sehingga tujuan konseling bisa tercapai secara efektif dan efisien.
14.     Teknik Fokus : dalam wawancara konseling selalu ada fokus yang membantu klien untuk menyadari bahwa persoalan pokok yang dihadapinya adalah ‘A’.
15.     Teknik Konfrontasi : adalah suatu teknik yang menantang klien untuk melihat adanya inkonsistensi (tidak konsisten) antara perkataan dengan perbuatan. Teknik ini bertujuan mendorong klien untuk mengadakan penelitian diri secara jujur.
16.     Menjernihkan (Clarifying) : teknik ini dilakukan oleh konselor untuk mengklarifikasi ucapan-ucapan klien yang tidak jelas, samar-samar atau agak meragukan.
17.     Memudahkan (Facilitating) : adalah suatu teknik membuka komunikasi agar klien mudah berbicara dengan konselor dan menyatakan perasaan, pikiran, dan pengalamannya secara bebas.
18.     Diam Sebagai Suatu Teknik : diam bukan berarti tidak ada komunikasi, saat diam yang ideal dalam konseling adalah antara 5-10 detik atau meyesuaikan kondisi. Tujuan teknik ini antara lain menanti klien yang sedang berpikir, sebagai protes apabila klien berbicara berbelit-belit, dan menunjang perilaku attending  dan empati sehingga klien bebas berbicara.
19.     Mengambil Inisiatif : konselor mengucapkan kata-kata yang mengajak klien untuk berinisiatif dalam menuntaskan diskusi.
20.     Memberi Nasehat : dalam konseling, pemberian nasihat sebaiknya dilakukan apabila klien memintanya, agar tujuan konseling tetap tercapai yaitu kemandirian klien.
21.     Pemberian Informasi : apabila konselor tidak mengetahui suatu informasi sedangkan klien memintanya maka konselor harus secara jujur mengatakan tidak mengetahuinya, begitu juga sebaliknya.
22.     Merencanakan : menjelang akhir sesi konseling, konselor harus membantu klien untuk dapat membuat rencana suatu program untuk melakukan tindakan sesuatu guna memecahkan masalah yang dihadapinya.
23.     Menyimpulkan : pada akhir sesi konseling, bersama klien konselor membuat suatu kesimpulan.
24.     Teknik Mengakhiri (Menutup Sesi Konseling) : mengakhiri sesi konseling merupakan suatu teknik dalam konseling. Untuk mengakhiri konseling, konselor dapat melakukannya dengan cara megatakan bahwa waktu sudah habis, merangkum isi pembicaraan, menunjukkan pada pertemuan yang akan datang, mengajak klien berdiri dengan isyarat gerak tangan, menunjukkan catatan-catatan hasil pembicaraan konseling dan memberikan tugas-tugas tertentu kepada klien yang relevan dengan pokok pembicaraan apabila diperlukan. [12]





















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Secara umum pendekatan dalam bimbingan konseling ada dua macam, yaitu pendekatan non-ilmiah dan pendekatan ilmiah. Secara lebih rinci lagi masing-masing dari proses bimbingan dan konseling memiliki beberapa macam pendekatan. Dalam ranah bimbingan, pendekatan dapat dilakukan melalui pendekatan krisis, remedial, preventif dan perkembangan. Sedangkan dalam ranah konseling pendekatan meliputi: pendekatan psikoanalisis, kognitif behavioral, dan humanistik.
Metode-metode yang dapat diterapkan dalam proses bimbingan konseling antara lain: metode langsung yang meliputi metode individual melalui cara percakapan pribadi, kunjungan ke rumah, serta kunjungan dan observasi kerja; dan metode kelompok yang diterapkan dengan cara diskusi kelompok, karyawisata, sosiodrama/psikodrama,  dan group teaching. Selain metode langsung juga ada metode tidak langsung, yaitu bimbingan konseling dilakukan melalui perantara media massa yang bisa didapat oleh semua orang.
Teknik-teknik yang dapat diterapkan dalam bimbingan konseling banyak sekali, di antaranya: teknik rapport, attending, structuring, empati, dan msih banyak lagi.
Adanya pendekatan, metode dan teknik akan memudahkan proses bimbingan dan konseling, terutama bagi konselor. Konselor akan menjadi tahu bagaimana cara melakukan wawancara dan proses bimbingan konseling kepada klien, sehingga masalah klien dapat segera ditangani.
B.     Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, kita lebih mengetahui tentang berbagai macam pendekatan, metode serta teknik dalam bimbingan dan konseling, sehingga sebagai calon guru yang nantinya akan menghadapi banyak karakteristik peserta didik dapat menerapkannya dalam hal pemberian bimbingan. Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan kami memohon maaf yang sebesar-besarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Atikah. Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami Untuk Membantu Permasalahan Pada Anak-Anak.  Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam;  Vol. 6, No. 1, Juni 2015.

Djumhur. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu), diakses di https://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html pukul 10:49

Gantina Komalasari & Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: Indeks)diakseshttp://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html pukul 10:13

________________________________. 2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.

Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tohirin. 2007.  Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo.



[1] Djumhur. 2003. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Bandung: CV Ilmu),  hlm. 104, diakses di https://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html pukul 10:49
[2] Syamsu Yusuf & A. Juntika Nurihsan. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya hlm. 81-82
[3] Gantina Komala Sari dkk. 2016. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks. hlm. 57-61
[4] Ibid, hlm. 89
[5] Ibid, hlm. 141
[6] Ibid, hlm. 201
[7] Ibid, hlm. 235-236
[8]Ibid,. hlm. 261-261
[9] Ibid, hlm. 285-294
[10] Gantina Komalasari & Eka Wahyuni. 2011. Teori dan Teknik Konseling. (Jakarta: Indeks,), hlm. 55, diakseshttp://duniakonselingandpsikologi.blogspot.com/2017/02/pendekatan-metode-dan-teknik-bimbingan.html pukul 10:13
[11] Atikah. Metode dan Teknik Bimbingan Konseling Islami Untuk Membantu Permasalahan Pada Anak-Anak.  Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam;  Vol. 6, No. 1, Juni 2015, hlm. 147-148

[12] Tohirin. 2007.  Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: PT Raja Grafindo. hlm. 310-326

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Mahabbah

Makalah Ilmu Dilalah Wal Ma'ajim

Macam-macam Problematika dan Praktik Bimbingan Konseling