Konsep Umum media Pembelajaran Bahasa Arab


KONSEP UMUM MEDIA PEMBELAJARAN 

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen pengampu: Muhammad Nur Kholis, M.Pd.I

 


Disusun oleh:
                                             Anis Widadtya Fidela       (23020170043)
                                             Nur Aulia Rahmadani       (23020170054)
                                             Ayu Nur Islami                 (23020170047)
                                             M. Wildanul Hishom        (23020170056)
                                             M. Nur Rohim                  (23020170051)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah media pembelajaran bahasa Arab tentang “Konsep Umum Media Pembelajaran” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang definisi, landasan penggunaan, jenis dan karakteristik media, fungsi dan manfaat serta jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab yang disusun secara rinci agar mudah dipahami.
Kemudian tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah media pembelajaran bahasa Arab, bapak Muhammad Nur Kholis, M.Pd.I yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga kami dilatih untuk berusaha mengetahui materi yang berkaitan dengan konsep umum media pembelajaran yang kedepannya sangat bermanfaat bagi studi kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan kita tentang media pembelajaran bahasa Arab.



Salatiga, 4 September 2018


                                                                                                                                 Penyusun








BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Ditegaskan oleh Danim bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi peserta didik.
Selain itu, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad ibn Abd al-Rahman al-Samiraa’i, sebagaimana dikutip Yasmaruddin, di temukan bahwa tingkat pencapaian pengetahuan melalui indera penglihatan mencapai 75%, sementara melalui indera pendengaran hanya 13%, sedangkan melalui indera lain, seperti pengecapan, sentuhan, penciuman, pengetahuan hanya dapat diperoleh sebesar 12%. Lingkungan belajar yang dilengkapi dengan gambar-gambar memberikan dampak 3 kali lebih kuat dan mendalam daripada kata-kata (ceramah). Sementara jika gambar dan kata-kata dipadukan, maka dampaknya lebih kuat daripada kata-kata saja.[1]

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.      Apa yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2.      Apa yang menjadi dasar atau landasan penggunaan media pembelajaran?
3.      Apa saja fungsi dan manfaat media pembelajaran?
4.      Apa saja jenis dan karakteristik media pembelajaran?
5.      Apa saja jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab?

C.    TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas maka adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui pengertian media pembelajaran
2.      Untuk mengetahui dasar atau landasan penggunaan media pembelajaran
3.      Untuk mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran
4.      Untuk mengetahui jenis dan karakteristik media pembelajaran
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MEDIA PEMBEJARAN
Pengertian media secara istilah dapat disimak dari beberapa pendapat para ahli diantaranya;
1.   Wilbur Schram  (1982) berpendapat bahwa media adalah Information carying technologies that can be used for instruction. The media instruction, consequently are extensions of the teacher. Menurutnya media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari guru.
2.   Asociation of Education Comunication Technology (AECT), yang mana media diartikan dengan segala bentuk dan saluran yang dapat dipergunakan untuk proses penyalur pesan.
3.   Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
4.   Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.
5.   Yusuf Hadi Miarso membatasi pengertian media dengan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
6.   Gerlach dan Ely media adalah “ A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the lerner to acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi dalam pengertian ini media bukan hanya perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau kegiatan semacam diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.[2]
 Dari beberapa pengertian di atas maka contoh sederhana yang dinamakan media pembelajaran yaitu seperti: pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan (hardware) saja. Agar dapat disebut sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi, pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila anda misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya, maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.


B. LANDASAN ATAU DASAR PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.[3]
1.      Landasan filosofis. Ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.  Sebenarnya perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan humanis.
2.      Landasan psikologis. Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan pengalaman siswa.  Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang yang abstrak.
3.      Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
4.      Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
C. FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
1.      Fungsi Media Pembelajaran
Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam keberadaan media. Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada pada media. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru dan siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa. Ketiga, fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan guru. Dengan keberadaan media, peserta didik dapat menangkap keterangan atau penjelasan yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh pendidik. [4]
Selanjutnya, Ibrahim (196:432) menjelaskan betapa pentingnya media pengajaran karena: media pengajaran membawa dan membangkitkan rasa senang bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka… membantu memantapakan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.[5]
Sementara itu, Levied an Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu:
a)   Fungsi atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian peserta didik untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b)   Funsi afektif, media visual dapat terlihat dari kenikmatan peserta didik ketika membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap peserta didik.
c)   Fungsi kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d)  Fungsi kompensatoris, media visual dapat mengakomodasi peserta didik yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran.[6]

2.      Manfaat Media Pembelajaran
Sujana dan Rivai (1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
a)      Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b)      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
c)      Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.
d)     Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.[7]
D. JENIS DAN KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
 Bretz mengklasifikasi media menurut ciri utama media menjadi tiga unsur, yaitu suara, visual, dan gerak. Selanjutnya, klasifikasi tersebut dikembangkan menjadi tujuh kelompok, yaitu:
1.   Media audio-visual-gerak; merupakan media paling lengkap karena menggunakan kemampuan audio-visual dan gerak,
2.   Media audio- visual-diam; memiliki kemampuan audio-visual tanpa kemampuan gerak,
3.   Media audio-semi-gerak; menampilkan suara dengan disertai gerakan titik secara linear dan tidak dapat menampilkan gambar nyata secara utuh,
4.   Media visual-gerak; memiliki kemampuan visual dan gerakan tanpa disertai suara,
5.   Media visual-diam; memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak menampilkan suara maupun gerak,
6.   Media audio; media yang hanya memanipulasi kemampuan mengeluarkan suara saja
7.   Media cetak; media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf-huruf dan simbol-simbol verbal tertentu saja. [8]

Menurut Rahardjo media dibedakan menjadi dua macam menurut kriteria aksesibilitasnya, yaitu:
1.   Media yang dimanfaatkan (media by utilization), artinya media yang biasanya dibuat untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas. Dalam hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya, walaupun masih harus mengeluarkan sejumlah biaya.
2.   Media yang dirancang (media by design) yang harus dikembangkan sendiri. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembang sendiri media tersebut sesuai dengan sarana dan kelengkapan yang dimilikinya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka pembagian kriteria pemilihan media menurut Ambiyar dapat dibagai menjadi 3 kriteria yaitu: 1) kelayakan praktis, 2) kelayakan teknis dan 3) kelayakan biaya. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci.
1.   Kelayakan praktis, dalam praktek pemilihan media sering dilakukan atas dasar praktis yaitu: pertama familiaritas pendidik dengan jenis media, kedua ketersediaan media setempat, ketiga ketersediaan waktu untuk mempersiapkan, keempat ketersediaan sarana dan pendukung.
2.   Kelayakan teknis, pemilihan harus memenuhi persyaratan kualitatif (kualitas) atau dapat tidaknya media merangsang dan mendukung proses belajar siswa. Ada dua macam kualitas yang dipertimbangkan yaitu:
a.    Kualitas pesan (kurikulum), dinilai menurut; pertama relefansi dengan tujuan/ sasaran belajar, kedua kejelasan struktur pengajaran, ketiga kemudahan untuk dicerna/dipahami dan keempat sistematika yang logis.
b.   Kualitas visual, yaitu mengikuti prinsip-prinsip visualisasi, prinsip ini menjadi dasar desain atau layout visual.
3.      Kelayakan biaya, mengapa harus pilih yang mahal bila sama efektifnya.[9]

E. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Penggunaan media merupakan bagian dari  metodelogi yang tidak bisa dipisahkan dan memiliki peranan penting atas kesuksesan pengajaran bahasa Arab. Beberapa media yang terkait erat dengan pengajaran tersebut antara lain: 1. Al-Khorithah, 2. Al-Shuwar, 3. Slide, Film, dan Proyektor, 4. Al-Mukhtabar, 5. Televisi/Video, 6. Fotografi, Radio.[10]
1.      Al-Khorithah ( ( الخريطة 
Menurut term edukasi, al-kharithah berarti peta, baik peta daerah, negeri maupun global.[11] Al-kharithah dalam terapan praktis pengajaran bahasa Arab dimaksudkan agar peserta didik mengenal negara-negara di dunia dan mengerti tanah air.
Melalui pengajaran bahsa Arab menggunakan media peta, maka akan menambah pengetahuan kosa kata yang berhubungan dengan berbagai istilah yang ada dalam peta, antara lain, al-muhith (lautan), al-bahr (laut), al-khalij (selat) dan masih banyak lagi.
2.      Al-Shuwar (الصوار)
Al- shuwar merupakan mufrad dari al-shurah (gambar). Dalam mengajarkan bahasa Arab, gambar mempunyai peran penting yang digunakan sebagai media, demikian juga lukisan, foto dan sebagainya. Suatu istilah yang belum dikenal oleh peserta didik, misalnya al-zarafah (jerapah), al-na’amah (burung unta), pendidik bisa menampilkan foto atau gambarnya. Hal ini akan menimbulkan kesan lebih mendalam dibandingkan dengan pendidik yang hanya bercerita saja.
3.      Slide, Film, dan Proyektor
Slide, film dan proyektor, ketiganya merupakan media proyeksi. Dalam kurikulum nasional slide, film dan proyektor digunakan sebagai media pengajaran untuk bahasa Arab kepada orang-orang yang tidak berbahasa Arab.
Proyektor sering digunakan dalam seminar, lokakarya, dan sebagainya. Proyektor mempunyai kelebihan anatara lain memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencatat, mempunyai variasi teknik penyajian menarik dan tidak membosankan.
4.      Al-Mukhtabar (المختبر)
Al-Mukhtabar berarti laboratorium, al-mukhtabar al-‘ilmi (laboratorium penelitian ilmiah) atau disebut al-majma’, dikaitkan dengan bahasa al-majma’ al-lughawi (lembaga bahasa). Lembaga bahasa merupakan suatu media yang terfokus pada audiensi dan visual. Berbagai kegiatan tertuju pada latihan mendengarkan, mengucap dan melihat secara optimal.
5.      Televisi/Video
Televisi mempuyai peranan penting dalam dunia pendidikan. Kaum muslimin di Indonesia jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan non muslim. Mereka perlu memahami pelajaran agama dan kebudayaan Islam yang keduanya banyak menggunakan bahasa Arab. Pengajaran bahasa Arab melalui televisi dapat membawa mereka pada pengenalan bahasa tersebut yang merupakan kunci ilmu dan budaya Islam.
6.      Fotografi
Fotografi merupakan salah satu media pengajaran, antara lain dapat berupa gambar, lukisan, kartun, ilustrasi, dan foto. Fotografi bisa membangkitkan semangat belajar peserta didik, membantu dalam kemampuan berbahasa, berkreasi dalam cerita serta membantu menafsirkan dan mengingat isi materi bacaan dari buku-buku teks.
7.      Radio
Dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, peranan radio tidak kalah penting. Demikian pula, sebagai media pengajaran bahasa Arab sangat diperlukan. Jika seseorang tidak sempat belajar bahasa Arab melalui lembaga formal, maka ia bisa melalui lembaga informal dengan mendengarkan siaran pengajaran bahasa Arab melalui radio.
Siaran bahasa Arab dapat digunakan untuk melatih pemahaman peserta didik, hal ini termasuk pelajaran muthala’ah, yakni memahami apa yang disiarkan oleh pemancar. Belajar melalui cara tersebut mempunyai hasil maksimal jika ada pembimbingnya, jika sekedar mendengar akan mengalami kesulitan, di mana beberapa istilah sering tidak terdapat dalam kamus.






















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Ditegaskan oleh Danim bahwa hasil penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan prestasi peserta didik. Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
Diantara fungsi penggunaan media pembelajaran antara lain: fungsi stimulasi, fungsi mediasi, dan fungsi informasi. Lebih dari itu, media pembelajaran juga menjadi pendorong dalam proses pembelajaran untuk menciptakan prestasi peserta didik. Adapun manfaat dari penggunaan media pembelajaran antara lain: pengajaran akan lebih menarik perhatian, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode pengajaran akan lebih bervariasi, dan siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar.
Jenis media pembelajaran menurut Bretz jika dilihat dari ciri utama media ada tiga unsur, yaitu suara, visual, dan gerak. Sementara itu, media yang bisa digunakan dalam metode pembelajaran bahasa Arab antara lain: al-khorithah, al-shuwar, slide, film, proyektor, al-mukhtabar, televisi/video, fotografi, dan radio.
B. SARAN
Kami selaku pembuat makalah ini memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kejanggalan dan kesalahan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Sehingga kami sangat membutuhkan arahan dan bimbingan dari Bapak dosen pengampu untuk memberikan arahan demi memperbaiki tugas-tugas yang diberi kedepannya.







DAFTAR PUSTAKA

Arsyad,  Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012

Prof. Dr. H. Fachrudin, MA. 2006. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Santyasa, I  Wayan. 2007. Jurnal Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha





[1] Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012


[2] Ibid
[3] I Wayan Santyasa. 2007. Jurnal Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha
[4] Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
[5] Azhar Arsyad. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
[9] Ibid
[10] Prof. Dr. H. Fachrudin, MA. 2006. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Salatiga: STAIN Salatiga Press
[11] Jubran Mas’ud. Al-Raid, Dar al-Ilmi, Lubnan. 1967. hlm. 621

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Mahabbah

Makalah Ilmu Dilalah Wal Ma'ajim

Macam-macam Problematika dan Praktik Bimbingan Konseling