Konsep Umum media Pembelajaran Bahasa Arab
KONSEP
UMUM MEDIA PEMBELAJARAN
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Media Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen
pengampu: Muhammad Nur Kholis, M.Pd.I
Disusun
oleh:
Anis Widadtya Fidela
(23020170043)
Nur Aulia Rahmadani
(23020170054)
Ayu
Nur Islami (23020170047)
M.
Wildanul Hishom (23020170056)
M.
Nur Rohim (23020170051)
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS
TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah media pembelajaran bahasa Arab tentang “Konsep Umum Media
Pembelajaran” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi
tentang definisi, landasan penggunaan, jenis dan karakteristik media, fungsi
dan manfaat serta jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab yang disusun
secara rinci agar mudah dipahami.
Kemudian tidak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah media
pembelajaran bahasa Arab, bapak Muhammad Nur Kholis, M.Pd.I yang telah
memberikan tugas makalah ini, sehingga kami dilatih untuk berusaha mengetahui
materi yang berkaitan dengan konsep umum media pembelajaran yang kedepannya
sangat bermanfaat bagi studi kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna
untuk menambah wawasan kita tentang media pembelajaran bahasa Arab.
Salatiga, 4 September 2018
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kata “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang
berarti “perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana
penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan
kepada sasaran atau penerima pesan tersebut. Ditegaskan oleh Danim bahwa hasil
penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau
media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan
prestasi peserta didik.
Selain itu, dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad ibn Abd al-Rahman al-Samiraa’i, sebagaimana dikutip Yasmaruddin, di
temukan bahwa tingkat pencapaian pengetahuan melalui indera penglihatan
mencapai 75%, sementara melalui indera pendengaran hanya 13%, sedangkan melalui
indera lain, seperti pengecapan, sentuhan, penciuman, pengetahuan hanya dapat
diperoleh sebesar 12%. Lingkungan belajar yang dilengkapi dengan gambar-gambar
memberikan dampak 3 kali lebih kuat dan mendalam daripada kata-kata (ceramah).
Sementara jika gambar dan kata-kata dipadukan, maka dampaknya lebih kuat
daripada kata-kata saja.[1]
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang
di atas maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara
lain:
1.
Apa
yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2.
Apa
yang menjadi dasar atau landasan penggunaan media pembelajaran?
3.
Apa
saja fungsi dan manfaat media pembelajaran?
4.
Apa
saja jenis dan karakteristik media pembelajaran?
5.
Apa
saja jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab?
C.
TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan
masalah di atas maka adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.
Untuk
mengetahui pengertian media pembelajaran
2.
Untuk
mengetahui dasar atau landasan penggunaan media pembelajaran
3.
Untuk
mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran
4.
Untuk
mengetahui jenis dan karakteristik media pembelajaran
5.
Untuk
mengetahui jenis-jenis media pembelajaran bahasa Arab
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEDIA PEMBEJARAN
Pengertian media secara istilah dapat disimak dari beberapa
pendapat para ahli diantaranya;
1.
Wilbur Schram (1982)
berpendapat bahwa media adalah Information carying technologies that can be
used for instruction. The media instruction, consequently are extensions of the
teacher. Menurutnya media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media adalah perluasan dari
guru.
2.
Asociation of Education Comunication Technology (AECT), yang mana
media diartikan dengan segala bentuk dan saluran yang dapat dipergunakan untuk
proses penyalur pesan.
3.
Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
4.
Heinich, dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium
sebagai perantara yang mengantarkan informasi antara sumber dan penerima. Jadi
televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi.
5.
Yusuf Hadi Miarso membatasi pengertian media dengan segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
6.
Gerlach dan Ely media adalah “ A medium, conceived is any person,
material or event that establishs condition which enable the lerner to acquire
knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi
orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi dalam pengertian
ini media bukan hanya perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi
meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau kegiatan semacam
diskusi, seminar, karyawisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk
menambah keterampilan.[2]
Dari beberapa pengertian di
atas maka contoh sederhana yang dinamakan media pembelajaran yaitu seperti:
pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa disebut
media pembelajaran, itu hanya peralatan (hardware) saja. Agar dapat disebut
sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung
informasi, pesan atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian,
apabila anda misalnya saja menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga
untuk menerangkan tentang komponen-komponen yang ada dalam pesawat televisi dan
cara kerjanya, maka pesawat televisi yang anda gunakan tersebut dapat berfungsi
sebagai media pembelajaran.
B. LANDASAN ATAU DASAR PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media
pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan
empiris.[3]
1.
Landasan filosofis. Ada
suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi
baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi.
Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi.
Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran
justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih
sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat
kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat
belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak
berarti dehumanisasi. Sebenarnya
perbedaan pendapat tersebut tidak perlu muncul, yang penting bagaimana pandangan
guru terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Jika guru menganggap siswa
sebagai anak manusia yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka baik menggunakan
media hasil teknologi baru atau tidak, proses pembelajaran yang dilakukan akan
tetap menggunakan pendekatan humanis.
2.
Landasan psikologis.
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan
pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil
belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan
kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya
diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara
efektif. Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media yang tepat
sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan kejelasan obyek yang
diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan diajarkan disesuaikan dengan
pengalaman siswa. Kajian psikologi
menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal yang konkrit ketimbang
yang abstrak.
3.
Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar.
Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah
dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang
telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta
dikombinasikan sehingga menjadi sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen
ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
4.
Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi
antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang
signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan
karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar
visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media
visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki
tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti
radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan
siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media
pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pembelajar,
karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
C. FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
1.
Fungsi Media Pembelajaran
Setidaknya ada tiga fungsi yang bergerak bersama dalam
keberadaan media. Pertama¸ fungsi stimulasi yang menimbulkan
ketertarikan untuk mempelajari dan mengetahui lebih lanjut segala hal yang ada
pada media. Kedua, fungsi mediasi yang merupakan perantara antara guru
dan siswa. Dalam hal ini, media menjembatani komunikasi antara guru dan siswa. Ketiga,
fungsi informasi yang menampilkan penjelasan yang ingin disampaikan guru.
Dengan keberadaan media, peserta didik dapat menangkap keterangan atau penjelasan
yang dibutuhkannya atau yang ingin disampaikan oleh pendidik. [4]
Selanjutnya, Ibrahim (196:432) menjelaskan betapa
pentingnya media pengajaran karena: media pengajaran membawa dan
membangkitkan rasa senang bagi murid-murid dan memperbarui semangat mereka…
membantu memantapakan pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan
pelajaran.[5]
Sementara itu, Levied an Lentz (1982) mengemukakan
empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu:
a)
Fungsi
atensi, media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
peserta didik untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b)
Funsi
afektif, media visual dapat terlihat dari kenikmatan peserta didik ketika
membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi
dan sikap peserta didik.
c)
Fungsi
kognitif, media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan
untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d)
Fungsi
kompensatoris, media visual dapat mengakomodasi peserta didik yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran.[6]
2.
Manfaat Media Pembelajaran
Sujana dan Rivai
(1992:2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu:
a)
Pengajaran
akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
b)
Bahan
pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa
dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran.
c)
Metode
pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak
kehabisan tenaga.
d)
Siswa
dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan
uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain.[7]
D. JENIS DAN
KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN
Bretz mengklasifikasi
media menurut ciri utama media menjadi tiga unsur, yaitu suara, visual, dan
gerak. Selanjutnya, klasifikasi tersebut dikembangkan menjadi tujuh kelompok,
yaitu:
1.
Media audio-visual-gerak; merupakan media paling lengkap karena
menggunakan kemampuan audio-visual dan gerak,
2.
Media audio- visual-diam; memiliki kemampuan audio-visual tanpa
kemampuan gerak,
3.
Media audio-semi-gerak; menampilkan suara dengan disertai gerakan
titik secara linear dan tidak dapat menampilkan gambar nyata secara utuh,
4.
Media visual-gerak; memiliki kemampuan visual dan gerakan tanpa
disertai suara,
5.
Media visual-diam; memiliki kemampuan menyampaikan informasi
secara visual tetapi tidak menampilkan suara maupun gerak,
6.
Media audio; media yang hanya memanipulasi kemampuan mengeluarkan
suara saja
7.
Media cetak; media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa
huruf-huruf dan simbol-simbol verbal tertentu saja. [8]
Menurut Rahardjo media dibedakan menjadi dua macam menurut
kriteria aksesibilitasnya, yaitu:
1.
Media yang dimanfaatkan (media by utilization), artinya media yang
biasanya dibuat untuk kepentingan komersial yang terdapat di pasar bebas. Dalam
hal ini, guru tinggal memilih dan memanfaatkannya, walaupun masih harus
mengeluarkan sejumlah biaya.
2.
Media yang dirancang (media by design) yang harus dikembangkan
sendiri. Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu merancang dan mengembang
sendiri media tersebut sesuai dengan sarana dan kelengkapan yang dimilikinya.
Berdasarkan kriteria di atas, maka pembagian kriteria pemilihan
media menurut Ambiyar dapat dibagai menjadi 3 kriteria yaitu: 1) kelayakan
praktis, 2) kelayakan teknis dan 3) kelayakan biaya. Berikut ini akan
dijelaskan lebih rinci.
1.
Kelayakan praktis, dalam praktek pemilihan media sering dilakukan
atas dasar praktis yaitu: pertama familiaritas pendidik dengan jenis media,
kedua ketersediaan media setempat, ketiga ketersediaan waktu untuk
mempersiapkan, keempat ketersediaan sarana dan pendukung.
2.
Kelayakan teknis, pemilihan harus memenuhi persyaratan kualitatif
(kualitas) atau dapat tidaknya media merangsang dan mendukung proses belajar
siswa. Ada dua macam kualitas yang dipertimbangkan yaitu:
a.
Kualitas pesan (kurikulum), dinilai menurut; pertama relefansi
dengan tujuan/ sasaran belajar, kedua kejelasan struktur pengajaran, ketiga
kemudahan untuk dicerna/dipahami dan keempat sistematika yang logis.
b.
Kualitas visual, yaitu mengikuti prinsip-prinsip visualisasi,
prinsip ini menjadi dasar desain atau layout visual.
3.
Kelayakan biaya,
mengapa harus pilih yang mahal bila sama efektifnya.[9]
E. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Penggunaan media merupakan bagian dari metodelogi yang tidak bisa dipisahkan dan
memiliki peranan penting atas kesuksesan pengajaran bahasa Arab. Beberapa media
yang terkait erat dengan pengajaran tersebut antara lain: 1. Al-Khorithah, 2.
Al-Shuwar, 3. Slide, Film, dan Proyektor, 4. Al-Mukhtabar, 5. Televisi/Video,
6. Fotografi, Radio.[10]
1.
Al-Khorithah ( ( الخريطة
Menurut term edukasi, al-kharithah berarti peta, baik
peta daerah, negeri maupun global.[11]
Al-kharithah dalam terapan praktis pengajaran bahasa Arab dimaksudkan agar
peserta didik mengenal negara-negara di dunia dan mengerti tanah air.
Melalui pengajaran bahsa Arab menggunakan media peta, maka
akan menambah pengetahuan kosa kata yang berhubungan dengan berbagai istilah
yang ada dalam peta, antara lain, al-muhith (lautan), al-bahr (laut), al-khalij
(selat) dan masih banyak lagi.
2.
Al-Shuwar (الصوار)
Al- shuwar merupakan mufrad dari al-shurah (gambar).
Dalam mengajarkan bahasa Arab, gambar mempunyai peran penting yang digunakan
sebagai media, demikian juga lukisan, foto dan sebagainya. Suatu istilah yang
belum dikenal oleh peserta didik, misalnya al-zarafah (jerapah), al-na’amah
(burung unta), pendidik bisa menampilkan foto atau gambarnya. Hal ini akan
menimbulkan kesan lebih mendalam dibandingkan dengan pendidik yang hanya
bercerita saja.
3.
Slide, Film, dan Proyektor
Slide, film dan proyektor, ketiganya merupakan media
proyeksi. Dalam kurikulum nasional slide, film dan proyektor digunakan sebagai
media pengajaran untuk bahasa Arab kepada orang-orang yang tidak berbahasa
Arab.
Proyektor sering digunakan dalam seminar, lokakarya,
dan sebagainya. Proyektor mempunyai kelebihan anatara lain memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mencatat, mempunyai variasi teknik
penyajian menarik dan tidak membosankan.
4.
Al-Mukhtabar (المختبر)
Al-Mukhtabar berarti laboratorium, al-mukhtabar
al-‘ilmi (laboratorium penelitian ilmiah) atau disebut al-majma’, dikaitkan
dengan bahasa al-majma’ al-lughawi (lembaga bahasa). Lembaga bahasa merupakan
suatu media yang terfokus pada audiensi dan visual. Berbagai kegiatan tertuju
pada latihan mendengarkan, mengucap dan melihat secara optimal.
5.
Televisi/Video
Televisi mempuyai peranan penting dalam dunia pendidikan.
Kaum muslimin di Indonesia jumlahnya sangat besar dibandingkan dengan non
muslim. Mereka perlu memahami pelajaran agama dan kebudayaan Islam yang
keduanya banyak menggunakan bahasa Arab. Pengajaran bahasa Arab melalui
televisi dapat membawa mereka pada pengenalan bahasa tersebut yang merupakan
kunci ilmu dan budaya Islam.
6.
Fotografi
Fotografi merupakan salah satu media pengajaran, antara
lain dapat berupa gambar, lukisan, kartun, ilustrasi, dan foto. Fotografi bisa membangkitkan
semangat belajar peserta didik, membantu dalam kemampuan berbahasa, berkreasi
dalam cerita serta membantu menafsirkan dan mengingat isi materi bacaan dari
buku-buku teks.
7.
Radio
Dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, peranan
radio tidak kalah penting. Demikian pula, sebagai media pengajaran bahasa Arab
sangat diperlukan. Jika seseorang tidak sempat belajar bahasa Arab melalui
lembaga formal, maka ia bisa melalui lembaga informal dengan mendengarkan
siaran pengajaran bahasa Arab melalui radio.
Siaran bahasa Arab dapat digunakan untuk melatih
pemahaman peserta didik, hal ini termasuk pelajaran muthala’ah, yakni memahami
apa yang disiarkan oleh pemancar. Belajar melalui cara tersebut mempunyai hasil
maksimal jika ada pembimbingnya, jika sekedar mendengar akan mengalami
kesulitan, di mana beberapa istilah sering tidak terdapat dalam kamus.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Media merupakan sarana penyalur
pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. Ditegaskan oleh Danim bahwa hasil
penelitian telah banyak membuktikan efektivitas penggunaan alat bantu atau
media dalam proses belajar-mengajar di kelas, terutama dalam hal peningkatan
prestasi peserta didik. Ada
beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain
landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
Diantara fungsi penggunaan media pembelajaran antara
lain: fungsi stimulasi, fungsi mediasi, dan fungsi informasi. Lebih dari itu,
media pembelajaran juga menjadi pendorong dalam proses pembelajaran untuk
menciptakan prestasi peserta didik. Adapun manfaat dari penggunaan media
pembelajaran antara lain: pengajaran akan
lebih menarik perhatian, bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, metode
pengajaran akan lebih bervariasi, dan siswa dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
Jenis
media pembelajaran menurut Bretz jika dilihat dari ciri
utama media ada tiga unsur, yaitu suara, visual, dan gerak. Sementara itu,
media yang bisa digunakan dalam metode pembelajaran bahasa Arab antara lain:
al-khorithah, al-shuwar, slide, film, proyektor, al-mukhtabar, televisi/video,
fotografi, dan radio.
B.
SARAN
Kami selaku pembuat makalah ini memohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kejanggalan dan kesalahan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki. Sehingga kami
sangat membutuhkan arahan dan bimbingan dari Bapak dosen pengampu untuk
memberikan arahan demi memperbaiki tugas-tugas yang diberi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
Prof. Dr. H. Fachrudin, MA. 2006. Metodelogi Pengajaran Bahasa
Arab. Salatiga: STAIN Salatiga Press
Santyasa,
I Wayan. 2007. Jurnal Landasan
Konseptual Media Pembelajaran. Klungkung: Universitas Pendidikan Ganesha
[2] Ibid
[3] I Wayan
Santyasa. 2007. Jurnal Landasan Konseptual Media Pembelajaran. Klungkung:
Universitas Pendidikan Ganesha
[4] Jurnal
Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
[5] Azhar Arsyad.
1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[6] Ibid
[7] Ibid
[8] Jurnal
Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012
[9] Ibid
[10] Prof. Dr. H.
Fachrudin, MA. 2006. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Salatiga: STAIN
Salatiga Press
[11] Jubran Mas’ud. Al-Raid,
Dar al-Ilmi, Lubnan. 1967. hlm. 621
Komentar
Posting Komentar