Perbedaan Individu dan Prestasi Belajar


PERBEDAAN INDIVIDU DAN PRESTASI BELAJAR
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Ridwan Prihantono, M.Pd.


Disusun oleh:
                                             Navitka Candra Tamara    (23020170013)
                                             Ririn Indah Lestari            (23020170015)
                                             Ayu Nur Islami                 (23020170047)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi Pendidikan tentang “Perbedaan Individu dan Prestasi Belajar” dengan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang definisi perbedaan individual, faktor penyebab perbedaan individual, macam-macam perbedaan individual dan pengaruh perbedaan individual terhadap prestasi belajar yang disusun secara rinci agar mudah dipahami.
Kemudian tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen pengampu mata kuliah Psikologi Pendidikan, bapakRidwan Prihantono, M.Pd. yang telah memberikan tugas makalah ini, sehingga kami dilatih untuk berusaha mengetahui materi yang berkaitan dengan psikologi pendidikan yang kedepannya sangat bermanfaat bagi studi kami. Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan kita tentang psikologi pendidikan.



Salatiga, 15 September 2018


                                                                                        Penyusun






DAFTAR ISI

Halaman Sampul………………………………………………...……………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………….……………………………………iii
Bab I Pendahuluan
A.    Latar Belakang…………………………………………..…………………………….1
B.     Rumusan Masalah………………………………………….………………………….1
C.     Tujuan Penulisan……………………………………..….…………………………….1
Bab II Pembahasan
A.    Pengertian Perbedaan Individu….……………………………………………………..2
B.     Faktor Penyebab Perbedaan Individu……………………………………………….....3
C.     Macam-Macam Perbedaan Individu………………..…………………………………5
D.    Pengaruh Perbedaan Individu terhadap Prestasi Belajar…………..………………….6
Bab III Penutup
A.    Kesimpulan……………………...……………………………….…………………….9
B.     Saran………………………………...…………………………...…………………….9
Daftar Pustaka………………………………………………………………..………………10






BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Manusia sejatinya telah diciptakan oleh Allah dalam keadaan fisik,pengetahuan, maupun cara berpikir yang berbeda-beda. Hal ini menjadikan manusia bersifat individual dalam hal pribadi namun secara lingkungan kehidupan manusia adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan bantuan orang lain. Melalui perbedaan inilah, Allah hendak menampakkan kekuasaanNya di hadapan makhlukNya, betapa Maha KuasaNya Allah dalam menciptakan manusia, jika seandainya manusia seluruhnya memilki kesamaan, maka tentunya akan menyulitkan kita dalam mengenali orang lain.
Perbedaan ini membawa dampak kepada kemampuan seseorang dalam berbagai bidang. Salah satunya dalam bidang pendidikan. Kemampuan seseorang dalam dunia pendidikan menjadikan sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Sehingga kemampuan yang dimiliki oleh seseorang harus terus diasah dan dikembangkan agar membawa dampak yang baik bagi dirinya.

B.     RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:
1.   Apa yang dimaksud dengan perbedaan individu?
2.   Apa saja yang menjadi faktor penyebab perbedaan individu?
3.   Apa saja macam-macam perbedaan individu?
4.   Bagaimana pengaruh perbedaan individuterhadap prestasi belajar?

C.    TUJUAN PENULISAN
Dari rumusan masalah di atas maka adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain:
1.   Untuk mengetahui pengertian perbedaan individu
2.   Untuk mengetahui faktor penyebab perbedaan individu
3.   Untuk mengetahui macam-macam perebedaan indivisu
4.   Untuk mengetahui pengaruh perbedaan individuterhadap prestasi belajar
BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI PERBEDAAN INDIVIDU
Perbedaan individu merupakan pokok bahasan dasar dalam psikologi modern.Perbedaan individu berkaitan dengan psikologi pribadi, yang menjelaskan perbedaan psikologis antara orang-orang serta berbagai persamaannya.Psikologi perbedaan individual menguji dan menjelaskan bagaimana orang-orang berbeda dalam berpikir, berperasaan, dan bertindak.
Sudah menjadi keyakinan semua orang bahwa masing-masing individu memiliki karakteristik kemampuan yang berbeda-beda.Ada yang berkemampuan cepat, sedang, dan ada yang berkemampuan rendah.Menurut tinjauan psikologis setiap anak memiliki perbedaan dengan lainnya.“Tak ada dua orang di dunia ini yang benar-benar sama dalam segala hal, sekalipun mereka kembar”.[1]
Individu disini, mempunyai pengertian yaitu suatu kesatuan yang masing- masing memiliki ciri khasnya, dan karena itu tidak ada dua individu yang sama, satu dengan yang lainnya berbeda.[2]Individu sebagai manusia, merupakan orang-orang yang memiliki pribadi atau jiwa sendiri.[3] Perbedaan individu dapat dilihat dari dua segi, yakni: segi horizontal dan segi vertikal. Dari segi horizontal, setiap individu berbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingkat kecerdasan, kemampuan, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Dari segi vertikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmani seperti bentuk ukuran, kekuatan, dan daya tahan tubuh. [4]
 Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian individu adalah karakteristik diri yang dimilki oleh seseorang yang membedakannya dengan orang lain, sehingga antara seseorang dengan lainnya berbeda baik dari segi kemampuan, kecerdasan, bakat, minat, dan lainnya.




B.     FAKTOR PENYEBAB PERBEDAAN INDIVIDU
Perbedaan individu menjadi ciri khas bagi setiap orang, sehingga menjadikan bahwa setiap manusia itu unik. Lalu apa yang membuat kita berbeda dengan orang lain? Pertanyaan tersebut sering muncul jika kita membahas perbedaan individual.Jawaban atas pertanyaan tersebut berakhir pada faktor bawaan dan lingkungan.Kedua faktor ini akan dibahas satu persatu.
1. Faktor Bawaan (Genetika)
Faktor bawaan merupakan faktor-faktor biologis yang diturunkan melalui pewarisan genetik oleh orangtua.Pewarisan genetik ini dimulai pada saat terjadinya pembuahan.Hal ini terjadi kira-kira 280 hari sebelum lahir.Dalam masing-masing sel reproduksi, baik itu spermatozoon (sel reproduksi pada laki-laki) maupun sel telur/ovum (sel reproduksi pada perempuan) terdapat 23 pasang kromosom.Kromosom adalah partikel seperti benang yang masing-masing di dalamnya terdapat untaian partikel yang sangat kecil, yang disebut gen. Gen inilah pembawa ciri bawaan yang diwariskan orangtua kepada keturunannya.[5] Perkiraan jumlah gen dalam genome (kumpulan gen) manusia bergerak antara 60.000 sampai 150.000, masing-masing membawa potensi ciri bawaan fisik dan mental. Gen ini mengandung petunjuk untuk produksi protein, yang selanjutnya protein ini yang akan mengatur proses fisiologis tubuh dan penampakan sifat-sifat fenotip: bentuk tubuh, kekuatan fisik, kecerdasan, dan berbagai pola perilaku lainnya.[6]
Muttaqin, mengatakan bahwa anak harus diberikan pendidikan sedini mungkin, bahkan sejak kedua orang tuanya memasuki jenjang perkawinan, harus sudah mengkalkulasikan bagaimana anak-anak yang akan mereka lahirkan nanti. Ketika suami istri bergaul sudah diawali dengan do’a agar dengan doa itu setan tidak ikut campur (ovum atau sperma) yang disimpan dalam rahim istri bukan terdiri dari bahan-bahan jasmaniah semata, tetapi juga terkandung benih watak dan tabiat calon anak. Makanan ibu yang mengandung vitamin untuk anak. Demikian juga kelakuan ibu dan bapak akan menjadi vitamin juga untuk calon anak.[7]



2. Faktor Lingkungan
Lingkungan menunjuk pada segala sesuatu yang berada di luar diri individu.Faktor ini dapat meliputi banyak hal, mulai dari status sosial ekonomi orangtua, pola gizi, stimulasi dan rangsangan, pola asuh orang tua, budaya, dan lain sebagainya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa hal  yang termasuk dalam faktor lingkungan.[8]
a.       Status sosial ekonomi orangtua, meliputi tingkat pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua. Tingkat pendidikan orangtua berbeda satu dengan lainnya. Meskipun tidak mutlak, tingkat pendidikan ini dapat mempengaruhi sikap orangtua terhadap pendidikan anak serta tingkat aspirasinya terhadap pendidikan anak. Demikian juga dengan pekerjaan dan penghasilan orangtua yang berbeda-beda. Perbedaan ini akan membawa implikasi pada berbedanya aspirasi orangtua terhadap pendidikan anak, aspirasi anak terhadap pendidikannya, fasilitas yang diberikan pada anak, dan mungkin waktu yang disediakan orangtua untuk mendidik anak-anaknya. Demikian juga perbedaan status ekonomi dapat membawa implikasi salah satunya pada perbedaan pola gizi yang diterapkan dalam keluarga.
b.      Pola asuh orangtua adalah pola perilaku yang digunakan untuk berhubungan dengan anak-anak. Berkaitan dengan pola asuh ini terdapat tiga macam pola asuh orangtua, yaitu otoriter, permisif, dan autoritatif. Pola asuh otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua kepada anak untuk mendapatkan ketaatan atau kepatuhan. Orang tua bersikap tegas, suka menghukum, dan cenderung mengekang keinginan anak. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang inisiatif, cenderung ragu, dan mudah gugup. Oleh karena sering mendapat hukuman anak menjadi tidak disiplin dan nakal. Pola asuh permisif merupakan bentuk pengasuhan di mana orangtua memberi kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya, anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol oleh orangtua. Sementara itu pola asuh autoritatif bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab, dan menentukan perilakunya sendiri agar dapat berdisiplin.
c.       Budaya merupakan pikiran, akal budi, hasil, atau dapat juga didefinisikan adat istiadat. Adanya nilai-nilai dalam masyarakat memberitahu pada anggotanya tentang apa yang baik atau penting dalam masyarakat tersebut. Nilai-nilai ini terjabarkan dalam norma-norma. Norma-norma memberikan panduan bagi anggota masyarakat bagaimana harus berperilaku. Norma menjadi ukuran pantas-tidak pantas, salah-benar, baik-buruk bagi anggota masyarakat.

C.    MACAM-MACAM PERBEDAAN INDIVIDUAL
Macam-macam perbedaan individu antara lainperbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kemampuan, dan perbedaan kepribadian.[9]Berikut ini akan dijabarkan dengan rinci.
1.   Perbedaan Jenis Kelamin dan Gender
Salah satu topik yang banyak menarik perhatian dalam membahas perbedaan individu adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Istilah jenis kelamin dan gender sering dipertukarkan dan dianggap sama. Jenis kelamin menunjuk pada perbedaan biologis dari laki-laki dan perempuan, sementara gender merupakan aspek psikososial dari laki-laki dan perempuan; perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang dibangun secara sosial budaya. Perbedaan gender termasuk dalam hal peran, tingkah laku, kecenderungan, sifat, dan atribut lain yang menjelaskan arti menjadi seorang laki-laki atau perempuan dalam kebudayaan yang ada. Perbedaan-perbedaan tersebut muncul dari apa yang diajarkan.
2.   PerbedaanKemampuan 
Kemampuan sering diartikan secara sederhana sebagai kecerdasan.Para peneliti tentang perbedaan individual dalam belajar mengasumsikan bahwa kecerdasan adalah kemampuan dalam belajar. Kemampuan umum didefinisikan sebagai prestasi komparatif individu dalam berbagai tugas, termasuk  memecahkan masalah dengan waktu yang terbatas. Lebih jauh dari itu kemampuan juga meliputi kapasitas individu untuk memahami tugas, dan untuk menemukan strategi pemecahan masalah yang cocok, serta prestasi individu dalam sebagian besar tugas-tugas belajar.
3.   Perbedaan Kepribadian
Kepribadian adalah pola perilaku dan cara berpikir yang khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.[10] Definisi tersebut menyiratkan adanya konsistensi perilaku, bahwa orang cenderung untuk bertindak atau berpikir dengan cara tertentu dalam berbagai situsai. Kepribadian juga menyiratkan adanya karakteristik yang membedakan satu individu dengan individu yang lain.


D.    PENGARUH PERBEDAAN INDIVIDUTERHADAP PRESTASI BELAJAR
Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar.Antara kata prestasi dan belajar mempunyai arti yang berbeda. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1984), yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya) sedangkan belajar adalah sebuah usaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu.[11]
Adapun pengertian prestasi belajar dalam Depdikbud (2003) adalah hasil proses pembelajaran yang telah dibukukan dalam bentuk rapor yang merupakan laporan hasil belajar siswa untuk semua mata pelajaran yang diikuti, baik yang mencakup aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.[12]
Pengertian lain menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Gambaran prestasi belajar umumnya tertuang dalam buku raport siswa.[13]Buku raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kamajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu itu (4 atau 6 bulan).[14]Jadi semakin tinggi nilai raport maka prestasi belajarnyapun akan semakin tinggi.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa pengertian prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya.
Peserta didik adalah manusia dengan segala fitrahnya. Mereka mempunyai kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, kebutuhan akan rasa aman, mendapatkan pengakuan, dan mengaktualisasi dirinya. Dalam tahap perkembangannya, siswa berada pada periode perkembangannya yang sangat pesat dari segala aspek. Perkembangan yang sangat erat kaitannya dengan pembelajaran sehingga mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu: 


1. Perkembangan Aspek Kognitif 
Menurut Piaget (1970), periode yang dimulai pada usia 12-18 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia siswa SMP/SMA, merupakan period of formal operation. Pada usia ini, yang berkembang pada siswa adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaning fully) tanpa memerlukan objek yang konkret atau bahkan objek yang visual. Siswa telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif.[15]
2. Perkembangan Aspek Psikomotoris
Aspek psikomotoris merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru.Aspek psikomotoris biasanya menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan dan kreativitas. Oleh karena seorang guru dituntut untuk tidak hanya cakap dalam menyampaikan materi pelajaran akan tetapi juga harus terampil dalam menggunakan media dan bahan ajar yang digunakan, karena hal ini nantinya akan sangat berdampak pada daya serap dan semangatnya siswa dalam proses pembelajaran.
3. Perkembangan Aspek Afektif
Afektif mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik, yang juga perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran.Aspek afektif tersebut dapat terlihat selama pembelajaran, terutama ketika siswa bekerja kelompok.Oleh karena itu, selama pembelajaran, guru senantiasa terus memantau dan mengamati aktivitas siswanya individu dan karakteristiknya.[16]

Jika ketiga hal perkembangan aspek di atas dimiliki oleh seseorang dan perkembangan itu terjadi dengan sangat pesat menuju arah yang baik maka dapat dipastikan bahwa seseorang tersebut dapat memiliki prestasi yang signifikan dalam proses pembelajaran. Begitu pula sebaliknya, jika perkembangan aspek di atas tidak teridentifikasi mengalami perubahan kearah yang baik maka sangat sulit sekali seseorang mendapatkan prestasi dalam proses pembelajaran.
Akan tetapi, pada hakikatnya banyak dari peserta didik yang tidak bisa memiliki tiga aspek tersebut sekaligus dalam dirinya. Ada yang hanya berbakat pada perkembangan aspek kognitif, maka ia sangat menguasai bidang ilmu pengetahuan, ada yang hanya berbakat pada perkembangan aspek psikomotorik, maka ia sangat menguasai bidang keterampilan sehingga mampu berkreasi dan menciptkan sebuah karya, bahkan ada yang hanya berbakat di bidang perkembangan aspek afektif, maka ia memiliki budi pekerti dan sikap yang baik. Maka hasil yang nantinya akan didapat juga berbeda. Perbedaan inilah yang mempengaruhi prestasi atau hasil belajar peserta didik di akhir proses pembelajaran. Sehingga peran pendidik dalam hal ini sangat dibutuhkan. Pendidik bukan hanya mampu membagikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, bukan hanya sekedar mengajar dan menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi hendaknya juga mampu mendidik dan mengubah sikap peserta didiknya, menjadi teladan dalam bertingkah laku serta memiliki keterampilan yang berfungsi sebagai inovasi bagi kreativitas peserta didiknya. Dari hal ini, maka tujuan pendidikan hendaknya dapat tercapai yang sesuai dengan cita-cita bangsa dan negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.






















BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Individu adalah karakteristik diri yang dimiliki oleh seseorang yang membedakannya dengan orang lain, sehingga antara seseorang dengan lainnya berbeda. Faktor penyebab perbedaan individu adalah faktor bawaan (genetika) dan faktor lingkungan yang meliputi: status sosial ekonomi orangtua, pola gizi, stimulasi dan rangsangan, pola asuh orang tua, budaya, dan lain sebagainya.
Diantara macam-macam perbedaan individu antara lain: perbedaan jenis kelamin dan gender, perbedaan kemampuan dan perbedaan kepribadian. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa selama berlangsungnya proses belajar dalam jangka waktu tertentu, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai (angka) dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya.
Adapun pengaruh perbedaan individual dalam prestasi belajar dikarenakan adanya perbedaan perkembangan aspek-aspek dalam diri seseorang diantaranya: perkembangan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
B. SARAN
Kami selaku pembuat makalah ini memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kejanggalan dan kesalahan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki.Sehingga kami sangat membutuhkan arahan dan bimbingan dari Bapak dosen pengampu untuk memberikan arahan demi memperbaiki tugas-tugas yang diberi kedepannya.








DAFTAR PUSTAKA
Al-Maqassary,Ardi.2014. Pengertian Prestasi Belajar. E-Jurnal.com          

Anas Hadi, Imam. Jurnal Inspirasi Pentingnya Memahami Perkembangan Perbedaan Individu Anak.Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2017.
Sugiyanto.Jurnal Perbedaan Individual. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta





[1]Nurdin, 2005: 61
[2]Hamalik, 2004: 180
[3]Rohani, 2004: 15
[4]Imam Anas Hadi. Jurnal Inspirasi Pentingnya Pengenalan Perbedaan Individu Anak dalam Efektivitas Pendidikan.Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2017. Hlm.74
[5]Hurlock, 1995
[6]Zimbardo & Gerig, 1999
[7]Djamarah, 2002:54-55
[8]Sugiyanto.Jurnal Perbedaan Individual. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
[9]Ibid
[10]Atkinson, dkk, 1996
[12]Denny Mahendra Kushendar (2010)
[13]Tohirin (2006)
[14]Sumadi Suryabrata (2006).
[15] Imam Anas Hadi. Jurnal Inspirasi Pentingnya Pengenalan Perbedaan Individu Anak dalam Efektivitas Pendidikan.Vol. 1, No. 1, Januari – Juni 2017.hlm. 81
[16]Hartinah, 2008: 47

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Mahabbah

Makalah Ilmu Dilalah Wal Ma'ajim

Macam-macam Problematika dan Praktik Bimbingan Konseling